21.24

NORMA, MORAL DAN ETIKA DALAM BISNIS GLOBAL

Diposting oleh Unknown |


NORMA,  MORAL DAN ETIKA DALAM BISNIS GLOBAL
Untuk Materi ini, Selengkapnya Download Link di Bawah ini 
( Klik Icon Download )




Pertama, inti daripada etika bisnis yang pantas dikembangkan ditanah air kita adalah pengendalian diri, sesuai dengan falsafah Pancasila yang kita miliki. Kita semua menyadari bahwa keuntungan adalah motivasi bisnis. Yang ingin diatur dalam etika bisnisadalah bagaimana memperoleh keuntungan itu. Keuntungan yang dicapai dengan cara yang curang, secara tidak adil, dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan martabat kemanusiaaan, tidaklah etis.Etika bisnis juga “membatasi” besarnya keuntungan, sebatas yang tidak merugikan masyarakatnya. Kewajaran merupakan ukuran yang relatif, tetapi harus senantiasa diupayakan.Etika bisnis bisa mengatur bagaimana keuntungan digunakan. Meskipun keuntungan merupakan hak, tetapi pengunaannya harus pula memperhatikan kebutuhan dan keadaan masyarakatsekitarnya.

Kedua, kepekaan terhadap keadaan dan lingkungan masyarakat. Etika bisnis harus mengandung pula sikap solidaritas sosial. Misalnya, dalam keadaan langka, harga suatu barang dapat ditetapkan sesuka hati oleh mereka yang menguasai sisi penawaran. Disini penghayatan dankepekaan akan tanggung jawab dan solidaritas sosial harus menjadi rambu-rambu.

Ketiga, mengembangkan suasana persaingan yang sehat. Persaingan adalah “adrenalin” -nya bisnis. Ia menghasilkan dunia usaha yang dinamis dan terus berusaha menghasilkan yangterbaik. Namun persaingan haruslah adil dengan aturan-aturan yang jelas dan berlaku bagi semua orang. Memenangkan persaingan bukan berarti mematikan saingan atau pesaing. Dengandemikian persaingan harus diatur agar selalu ada, dan dilakukan di antara kekuatan-kekuatan yang kurang lebih seimbang.

Keempat, yang besar membantu yang kecil. Praktek bisnis yang etis tidak menghendaki yang besar tumbuh dengan mematikan (at the cost of) yang kecil. Usaha besar dalam proses pertumbuhannya harus pula “membawa-tumbuh” usaha-usaha kecil. Ada hal-hal yang lebih tepatdilakukan oleh usaha skala kecil. Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa usaha besar,menengah, dan kecil harus saling me nunjang, sehingga terbentuk struktur dunia usaha yang kukuh.

Kelima, bisnis tidak boleh hanya memperhatikan masa kini atau kenikmatan saat ini. Sikap“aji mumpung” bertentangan dengan etika bisnis. Dunia usaha harus pula memperhatikan masadepan bangsa dan mewariskan keadaan yang lebih baik bagi generasi yang akan datang.

Kesinambungan harus merupakan bagian dari etika bisnis dunia usaha Indonesia. Dalam kaitan ini, lingkungan alam tidak boleh dikorbankan untuk kepentingan jangka pendek atau menarikkeuntungan yang sebesar-besarnya.
Bisnis yang baik harus selalu memperhatikan keberlanjutan (sustainability ) alam yang mendukungnya.
Keenam, memelihara jatidiri, jiwa kebangsaan dan jiwa patriotik. Kita menyadari bahwa globalisasi ekonomi akan membuat kegiatan bisnis menjadi berkembang tidak mengenal tapal batas. Struktur usaha tidak bisa lagi dibatasi oleh nasionalitas. Proses produksi akan terdiri dari rangkaian simpul-simpul yang tersebar di berbagai negara. Pemilikan usaha juga akan semakin mengglobal. Bahkan WTO menghendaki dihapuskannya perbedaan antara asing dan domestic dalam perlakuan terhadap investasi dan perdagangan. Karena itu kita tidak boleh hanyut dan tidak memandang penting lagi hakikat kebangsaan.Bisnis bisa internasional, tetapi setiap orang pada dasarnya tidak bisa melepaskan diri dari ikatan kewarganegaraannya. 

Oleh karena itu dalam keadaan bagaimanapun pelaku bisnis warga negara Indonesia, tidak boleh kehilangan rasa kebangsaannya dan jatidirinya sebagai orang Indonesia. Ia harus memiliki kepedulian dan komitmen untuk turut menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsanya melalui kiprahnya dalam bisnis. Jiwa patriotik harus selalu menyala di dalam diri insan bisnis Indonesia, betapapun “internasional”nya wawasan dan kegiatan bisnis yang dilakukannya. Ia tetap harus memperhatikan dan mendahulukan kepentingan bangsanya, yaitu bangsa yang telah membesarkan bisnis dan dirinya. Etika usaha yang didambakan oleh kita semua tentu tidak akan dengan sendirinya dipraktikkan oleh kalangan dunia usaha tanpa adanya suatu “aturan main” yang jelas bagi dunia usaha itu sendiri.
            Pengembangan wacana etika bisnis harus dikembangkan sedini mungkin. Agar dapat menyongsong abad ke 21 dengan penuh percaya diri, maka daya saing kita tidak bisa tidak harus terus diasah sehingga kita dapat berkompetisi di tingkat global — dan etika bisnis memainkan peran ya ng amat penting dalam pembentukan iklim yang mendorong ke arah itu.




DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI TERHADAP LINGKUNGAN
HIDUP
Pembangunan merupakan upaya sadar untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya guna meningkatkan mutu kehidupan rakyat. Pertumbuhan ekonomi yang merupakan indikator keberhasilan suatu pembangunan seringkali digunakanuntuk mengukur kualitas hidup manusia., sehingga semakin tinggi nilai pertumbuhan ekonomi maka semakin tinggi pula taraf hidup manusia. Semakin cepat pertumbuhanekonomi akan semakin banyak barang sumberdaya yang diperlukan dalam prosesproduksi yang pada gilirannya akan mengurangi ketersediaan sumberdaya alamsebagai bahan baku yang tersimpan pada sumberdaya alam yang ada.. Jadi semakinmenggebunya pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidupmasyarakat berarti semakin banyak barang sumberdaya yang diambil dari dalambumi dan akan semakin sedikitlah jumlah persediaan sumberdaya alam tersebut.Disamping itu pula pembangunan ekonomi yang cepat dibarengi denganpembangunan instalasi-instalasi pengolah maka akan tercipta pula pencemaran yangmerusaksumberdaya alam dan juga manusia itu sendiri.
Implikasi Globalisasi Bisnis 
Kata Stuart Hart dalam bukunya Capitalism at the Crossroads (2005), kita sedang berada di beberapa simpang jalan.
Pertama, secara umum, kita di persimpangan jalan sebagai spesies. Ada 6,5 miliar manusia saat ini di Bumi, melejit dari hanya dua miliar di awal 1950-an. Belum pernah ada pertumbuhan satu spesies secepat ini sebelumnya. Ketika kita harus berhitung dengan ekstraksi bahan mentah dan sampah yang dihasilkan, hasilnya monumental. Sesuatu yang mendasar harus kita ubah jika kita ingin dunia ini bisa menopang hidup orang sejumlah itu dengan kualitas yang memadai.

Kebijakan dalam Penentuan harga
Kuncinya pada perubahan cara penentuan harga (pricing). Secara konvensional, harga adalah biaya produksi dan distribusi ditambah marjin laba. Strategi baru ini persis kebalikannya. Ketahui dulu berapa kekuatan pembeli untuk membayar, lalu kurangi dengan marjin laba dan baru hitung bagaimana produk bisa diproduksi dan dipasarkan dalam budget itu. Maka, selain konsekuensi teknis produksi dan pemasaran, pasar pun perlu dibangun dan tak bisa hanya sekadar dipenetrasi seperti kata buku ekonomi.

Kejahatan Korporasi Global
Ekonomi global menunjukkan keadaan resesi yang semakin dalam. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat kian melamban, pengangguran membengkak, pertumbuhan dan konsumsi menurun, indeks sahamnya di Wall Street sampai di bawah angka 8.000 seperti setelah terjadinya tragedi 11 September. 

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe