NORMA, MORAL DAN ETIKA
DALAM BISNIS GLOBAL
Untuk Materi ini, Selengkapnya Download Link di Bawah ini
( Klik Icon Download )
Pertama,
inti daripada etika bisnis yang pantas dikembangkan ditanah air kita adalah pengendalian
diri, sesuai dengan falsafah Pancasila yang kita miliki. Kita semua
menyadari bahwa keuntungan adalah motivasi bisnis. Yang ingin diatur dalam
etika bisnisadalah bagaimana memperoleh keuntungan itu. Keuntungan yang dicapai
dengan cara yang curang, secara tidak adil, dan bertentangan dengan nilai-nilai
budaya dan martabat kemanusiaaan, tidaklah etis.Etika bisnis juga “membatasi”
besarnya keuntungan, sebatas yang tidak merugikan masyarakatnya. Kewajaran
merupakan ukuran yang relatif, tetapi harus senantiasa diupayakan.Etika bisnis
bisa mengatur bagaimana keuntungan digunakan. Meskipun keuntungan merupakan
hak, tetapi pengunaannya harus pula memperhatikan kebutuhan dan keadaan
masyarakatsekitarnya.
Kedua,
kepekaan terhadap keadaan dan lingkungan masyarakat. Etika bisnis harus
mengandung pula sikap solidaritas sosial. Misalnya, dalam keadaan langka, harga
suatu barang dapat ditetapkan sesuka hati oleh mereka yang menguasai sisi
penawaran. Disini penghayatan dankepekaan akan tanggung jawab dan solidaritas
sosial harus menjadi rambu-rambu.
Ketiga, mengembangkan
suasana persaingan yang sehat. Persaingan adalah “adrenalin” -nya bisnis. Ia
menghasilkan dunia usaha yang dinamis dan terus berusaha menghasilkan
yangterbaik. Namun persaingan haruslah adil dengan aturan-aturan yang jelas dan
berlaku bagi semua orang. Memenangkan persaingan bukan berarti mematikan
saingan atau pesaing. Dengandemikian persaingan harus diatur agar selalu ada,
dan dilakukan di antara kekuatan-kekuatan yang kurang lebih seimbang.
Keempat,
yang besar membantu yang kecil. Praktek bisnis yang etis tidak menghendaki yang
besar tumbuh dengan mematikan (at the cost of) yang kecil. Usaha besar
dalam proses pertumbuhannya harus pula “membawa-tumbuh” usaha-usaha kecil. Ada
hal-hal yang lebih tepatdilakukan oleh usaha skala kecil. Pengalaman negara
lain menunjukkan bahwa usaha besar,menengah, dan kecil harus saling me nunjang,
sehingga terbentuk struktur dunia usaha yang kukuh.
Kelima, bisnis tidak boleh hanya
memperhatikan masa kini atau kenikmatan saat ini. Sikap“aji mumpung”
bertentangan dengan etika bisnis. Dunia usaha harus pula memperhatikan
masadepan bangsa dan mewariskan keadaan yang lebih baik bagi generasi yang akan
datang.
Kesinambungan
harus
merupakan bagian dari etika bisnis dunia usaha Indonesia. Dalam kaitan ini,
lingkungan alam tidak boleh dikorbankan untuk kepentingan jangka pendek atau
menarikkeuntungan yang sebesar-besarnya.
Bisnis
yang baik harus selalu memperhatikan keberlanjutan (sustainability )
alam yang mendukungnya.
Keenam,
memelihara jatidiri, jiwa kebangsaan dan jiwa patriotik. Kita menyadari bahwa
globalisasi ekonomi akan membuat kegiatan bisnis menjadi berkembang tidak
mengenal tapal batas. Struktur usaha tidak bisa lagi dibatasi oleh
nasionalitas. Proses produksi akan terdiri dari rangkaian simpul-simpul yang
tersebar di berbagai negara. Pemilikan usaha juga akan semakin mengglobal.
Bahkan WTO menghendaki dihapuskannya perbedaan antara asing dan domestic dalam
perlakuan terhadap investasi dan perdagangan. Karena itu kita tidak boleh
hanyut dan tidak memandang penting lagi hakikat kebangsaan.Bisnis bisa
internasional, tetapi setiap orang pada dasarnya tidak bisa melepaskan diri
dari ikatan kewarganegaraannya.
Oleh
karena itu dalam keadaan bagaimanapun pelaku bisnis warga negara Indonesia,
tidak boleh kehilangan rasa kebangsaannya dan jatidirinya sebagai orang
Indonesia. Ia harus memiliki kepedulian dan komitmen untuk turut menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi bangsanya melalui kiprahnya dalam bisnis. Jiwa
patriotik harus selalu menyala di dalam diri insan bisnis Indonesia, betapapun
“internasional”nya wawasan dan kegiatan bisnis yang dilakukannya. Ia tetap
harus memperhatikan dan mendahulukan kepentingan bangsanya, yaitu bangsa yang
telah membesarkan bisnis dan dirinya. Etika usaha yang didambakan oleh kita
semua tentu tidak akan dengan sendirinya dipraktikkan oleh kalangan dunia usaha
tanpa adanya suatu “aturan main” yang jelas bagi dunia usaha itu sendiri.
Pengembangan
wacana etika bisnis harus dikembangkan sedini mungkin. Agar dapat menyongsong
abad ke 21 dengan penuh percaya diri, maka daya saing kita tidak bisa tidak
harus terus diasah sehingga kita dapat berkompetisi di tingkat global — dan
etika bisnis memainkan peran ya ng amat penting dalam pembentukan iklim yang
mendorong ke arah itu.
DAMPAK
PEMBANGUNAN EKONOMI TERHADAP LINGKUNGAN
HIDUP
Pembangunan
merupakan upaya sadar untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya guna
meningkatkan mutu kehidupan rakyat. Pertumbuhan ekonomi yang merupakan
indikator keberhasilan suatu pembangunan seringkali digunakanuntuk mengukur
kualitas hidup manusia., sehingga semakin tinggi nilai pertumbuhan ekonomi maka
semakin tinggi pula taraf hidup manusia. Semakin cepat pertumbuhanekonomi akan
semakin banyak barang sumberdaya yang diperlukan dalam prosesproduksi yang pada
gilirannya akan mengurangi ketersediaan sumberdaya alamsebagai bahan baku yang
tersimpan pada sumberdaya alam yang ada.. Jadi semakinmenggebunya pembangunan
ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidupmasyarakat berarti semakin banyak
barang sumberdaya yang diambil dari dalambumi dan akan semakin sedikitlah
jumlah persediaan sumberdaya alam tersebut.Disamping itu pula pembangunan
ekonomi yang cepat dibarengi denganpembangunan instalasi-instalasi pengolah
maka akan tercipta pula pencemaran yangmerusaksumberdaya alam dan juga manusia
itu sendiri.
Implikasi
Globalisasi Bisnis
Kata
Stuart Hart dalam bukunya Capitalism at the Crossroads (2005), kita
sedang berada di beberapa simpang jalan.
Pertama,
secara umum, kita di persimpangan jalan sebagai spesies. Ada 6,5 miliar manusia
saat ini di Bumi, melejit dari hanya dua miliar di awal 1950-an. Belum pernah
ada pertumbuhan satu spesies secepat ini sebelumnya. Ketika kita harus
berhitung dengan ekstraksi bahan mentah dan sampah yang dihasilkan, hasilnya
monumental. Sesuatu yang mendasar harus kita ubah jika kita ingin dunia ini
bisa menopang hidup orang sejumlah itu dengan kualitas yang memadai.
Kebijakan
dalam Penentuan harga
Kuncinya
pada perubahan cara penentuan harga (pricing). Secara konvensional,
harga adalah biaya produksi dan distribusi ditambah marjin laba. Strategi baru
ini persis kebalikannya. Ketahui dulu berapa kekuatan pembeli untuk membayar,
lalu kurangi dengan marjin laba dan baru hitung bagaimana produk bisa diproduksi
dan dipasarkan dalam budget itu. Maka, selain konsekuensi teknis produksi dan
pemasaran, pasar pun perlu dibangun dan tak bisa hanya sekadar dipenetrasi
seperti kata buku ekonomi.
Kejahatan
Korporasi Global
Ekonomi
global menunjukkan keadaan resesi yang semakin dalam. Pertumbuhan ekonomi
Amerika Serikat kian melamban, pengangguran membengkak, pertumbuhan dan
konsumsi menurun, indeks sahamnya di Wall Street sampai di bawah angka 8.000 seperti
setelah terjadinya tragedi 11 September.
0 komentar:
Posting Komentar